KUMPULAN PUISI
APPE HAMONANGAN HUTAURUK
TOTALITER
Matamu mengintip dari balik kemunafikan
Jiwamu mati laksana robot tak berperikemanusiaan
Keangkuhan bersemayam di dalam hatimu, ……..
Seperti seekor merak lupa diri ……
Menganggap senja tak akan berlalu …… sombong
Permusuhan kau jadikan sahabat dan bangga dengan kejahatan
Dosa kau jadikan pahala, bermimpi membuat neraka menjadi surga
Akh …… sahabat, aku menangis melihat ambisimu
Hitunglah setiap detak jantungmu
….. dan nafas yang kau hirup untuk kehidupan
Itu adalah rahasia Tuhan
Sadarkah dirimu, berapa banyak cakarmu melukai sesama ?
Ingatlah akan pembalasan Tuhan ……..
Ketika ajal telah menjemput dan tobat sudah tertutup
(Copy Right)
Jakarta, Januari 1999
Appe Hamonangan Hutauruk
0818964919
_______________________________________________
SANG KORUPTOR
Mendengkur sang Koruptor
Terlelap tidur di kursi kekuasaan
Padahal hari ini hari kerja
Padahal puluhan bahkan ratusan dokumen menumpuk dimejanya
Padahal para pegawai menunggu petuahnya
Keparat ……. !!! Brengsek ……..!!! Sontoloyo …….!!!
Makian sang Koruptor setengah berteriak, …….
ketika jam dinding memberitahukan tanda waktu tepat pukul dua belas siang, ….
tanda waktu beristirahat
Bergegas keluar sang Koruptor
Tak ada intruksi, tak ada kebijakan
Membawa setumpuk uang, …. setumpuk kerakusan
Tersenyum bangga sebagai durjana
dan berseru dalam hati, *Menangislah hai orang bodoh, ……
menangislah hai orang melarat, sebab waktu adalak uang”.
(Copy Right)
Jakarta, 6 September 2008
Appe Hamonangan Hutauruk
0818964919
________________________________________________
DERITA INDONESIA
Luka bathin rakyat Indonesia
Menangis meratap di pelukan ibu pertiwi yang mengiba
Merintih sedih menahan sakit berkepanjangan tiada dua
Lama sudah Indonesia menderita
Kesejahteraan kemakmuran hanya rencana
Tiada pernah menjadi nyata
Panjang sudah langkah Indonesia
Penuh bencana, luka dan air mata
Namun tujuan tak kunjung tiba
Lelah sudah perjuangan Indonesia
Banyak pergolakan dan nyawa binasa
Namun yang mati hanya sia – sia
Kata “bangkit” ucapan belaka
Sebab sengsara semakin merajalela
Jakarta, 6 September 2008
Appe Hamonangan Hutauruk
0818964919
______________________________________________
DIKOTOMI SOSIAL
“Mak, makan … lapar…….”, iba seorang anak kepada ibunya
Sang ibu membelai rambut anaknya sambil berkata,
“Sabar ya nak…. tunggu ayahmu pulang, mudah – mudahan
ayahmu membawa sedikit rejeki”.
Tiba sang ayah pulang, letih lunglai seluruh tulang
Nafasnya tersendat satu dua, hilang untung susah tersisa
Wajah muram tiada tara, melihat rona nan memerah.
“Ma, beli mobil baru dong”, minta seorang anak kepada mamanya
Sang mama sembari menghitung tumpukan uang, menyahut:
“Kapan kamu mau beli …. pergi sana ambil uang ke kantor papamu,
kan kemarin papamu banyak dapat komisi”
Jarang pulang adat sang papa, perut buncit kumis kelimis
Hanya uang sebagai hadiah, kepada keluarga yang gila harta
Tawa terbahak senantiasa, melihat istri-anak semakin serakah.
(Copy Right)
Jakarta, 9 September 2008
Appe Hamonangan Hutauruk
0818964919
_______________________________________________
ILUSTRASI YANG TERBUANG
Terdududuk lesu ibu tua nan renta
Tangan dan kakinya gemetar ……..
menahan lapar yang tak terhingga
Sesekali ditatapnya wajag polos cucu tersayang,
…. yang terlelap tidur dibuai mimpi melayang
Duhai sayang nasibmu teramat malang,
…… keluh sang nenek dengan air mata berlinang
Malam semakin kelam ……………tak terterawang
Tak ada bulan tak ada bintang
Yang ada hanya “binatang jalang dari kumpulan yang terbuang”
Di pinggiran kota Jakarta yang mengerang
Banyak tangis dan jeritan……….
pun duka nestapa selalu diabaikan
Kaya dan miskin tak terbandingkan
Jurang pemisah yang tak terbayangkan
(Copy Right)
Jakarta, 16 September 2008
Appe Hamonangan Hutauruk
0818964919
_______________________________________________
POLITISI BUSUK
Politisi busuk berdiri tegang
Politisi busuk berteriak lantang
Mengumbar janji nan penuh kepalsuan
Memaklumatkan segala kebohongan
Politisi busuk menebar pesona
Politisi busuk melantunkan nyanyian kemunafikan
Menyapa rakyat laksana satria
Menatap rakyat laksana dewa
Akh …. kami tahu dari sorot matamu
Kami tahu dari nada bicaramu
Kami tahu dari tingkah lakumu
Siapa tuan yang ambisius
Berapa banyak tuan telah merampas uang rakyat
Berapa banyak tuan telah menghamburkan uang haram
Berapa sering tuan telah menista kebenaran
Berapa sering tuan telah memprovokasi rakyat
Kedurjanaan tuan tak terbilang tak terhitung
Tuan adalah politisi busuk yang ambisius
(Copy Right)
Jakarta, 17 Oktober 2008
Appe Hamonangan Hutauruk
0818964919, 081213502002, 085959597919
____________________________
HIMBAUAN PARTISIPASI:
Sebagai PEMILIK dan PENULIS artikel – artikel dalam Website https://beritahukum-kebijakanpublik.com, saya mengajak:
- Mengajak VENDOR untuk memasang iklan pada artikel – artikel di website https://beritahukum-kebijakanpublik.com dengan langsung menghubungi saya;
- Mempersilahkan rekan – rekan dan khalayak umum untuk mengcopy seluruh konten yang terdapat dalam website https://beritahukum-kebijakanpublik.com. Akan tetapi sebagai ungkapan KEPEDULIAN kiranya berkenan memberikan partisipasi sukarela melalui transfer ke rekening Bank BNI No. 0263783536 atas nama APPE HUTAURUK.
Semoga dengan kepedulian yang diberikan, saya dapat terus berkarya memposting artikel – artikel yang bermanfaat bagi dunia pendidikan, masyarakat serta bangsa dan negara.
#SalamPersasaudaraan:
APPE HAMONANGAN HUTAURUK