KAMUS BAHASA LATIN UNTUK UMUM

King Charles III And Queen Camilla Visit France - Day Two
KAMUS BAHASA LATIN UNTUK UMUM

 

HURUF A

A cruce salus (Dari salib menuju keselamatan);

Pengertian: Dalam agama Katolik, teologi salib mendapat perhatian. Yesus Kristus yang bangkit adalah Yesus yang tersalibkan. Thomas A. Kempis pengarang abad ke – 16, dalam bukunya IMITATIO CHRISTI, menulis bahwa di salib ada keselamatan;

A Deo rex, a rege lex (Seorang raja ialah dari Tuhan, hukum berasal dari raja);

Pengertian: AGUSTINUS dalam bukunya yang terkenal NEGARA TUHAN, mengatakan hukum berasal dari Tuhan, karena raja sebagai pembuat hukum adalah dari Tuhan;

A fonte puro pura defluit aqua (Air Jernih keluar dari mata air yang jernih);

A mensa et toro (Pisah meja dan ranjang);

Pengertian: Ungkapan dalam hukum gereja Katolik yang menunjukkan pasangan suami isteri yang sudah tidak hidup serumah, tetapi secara resmi belum bercerai. Pada prinsipnya Gereja Kristen Katolik tidak menerima adanya perceraian;

A morte semper homines tantumdem absumus (Manusia, selalu dengan cara yang sama dekat dengan kematian);

A solis ortus usque ad occasium (Dari terbitnya matahari hingga terbenamnya à Mazmur 50 : 1);

Ab alio expectas alteri quod facis (Apa yang engkau harapkan dari orang lain adalah apa yang engkau lakukan kepada orang lain);

Abeunt studia in mores (Yang selalu dilakukan itulah yang kemudian menjadi wataknya);

Abiece onus, et cape novam vitam (Buanglah bebanmu dan gapailah hidup baru);

Pengertian: Singkirkan gangguan pikiran, godaan, serta hal – hal kecil yang remeh dan tidak perlu;

Abiistis, dulces caricae (Engkau yang manis, disayangi, bisa lenyap hanya sesaat);

Pengertian: Ungkapan untuk menunjukkan bahwa kegantengan dan kecantikan manusia itu tak bertahan lama, hanya sementara;

Absen carens (Yang tidak hadir tidak dapat apa – apa);

Absit gloriari, nisi in cruce Domini (Tidak ada yang diluhurkan selain dalam salib Tuhan à Gal. 6:14);

Absolvo te (Aku mengampuni engkau);

Absque argento omnia vana (Tanpa uang semua sia – sia);

Pengertian: Pandangan yang sangat mendewakan uang;

Abstulit qui dedit (Dia yang telah memberi, Dia pula yang telah mengambil)

Pengertian: Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan à Ayub 1:21);

Abusus non tollit usum (Penyalahgunaan tidak boleh menjadi sebuah kebiasaan);

Abyssus abyssum incitatit  (Kehancuran yang satu menyebabkan kehancuran yang lain);

Accidere ex una scintilla incendia passim (Sepercik bunga api bisa menyebabkan kebakaran);

Accipe quam primum, brevis est occasio lucri (Terimalah sesuatu itu dengan segera, kesempatan untung pendek);

Accipere quam facere praestat iniuriam (Lebih baik menderita karena ketidakadilan daripada melakukan ketidakadilan);

Catatan: Ungkapan dari Cicero, ahli pidato Roma, 106 – 43 Sebelum Masehi;

Acquiris quodcumque rapis (Engkau memanen apa yang engkau semai);

Catatan: Bandingkan dengan ungkapan menabur angin menuai badai. Orang akan mendapatkan akibat apa yang ia perbuat atau kerjakan;

Acta est fabula (Demikianlah akhir suatu cerita);

Catatan: Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Kaisar Agustus sebelum meninggal.

Acta non verba (Tindakan, bukan omongan):

Catatan: Ungkapan yang mau menunjukkan bahwa tindakan lebih penting daripada kata – kata;

Actio recta non erit, nisi recta fuerit voluntas (Tindakan yang benar tidak akan muncul tanpa adanya kehendak yang benar);

Catatan: SENECA (Filsuf Roma, 4 SM – 63 Masehi), mengajarkan bahwa tindakan yang benar hendaknya berasal dari kehendak yang benar.

Actore non probante, reus est absolvendus (Jika penuntut tidak memberi bukti maka si tertuduh tidak perlu memberikan bukti tandingan ~ Ungkapan Dalam Hukum);

Aculeus est in clunibus api (Ternyata ada sengat pantat);

Pengertian: Lebah biasanya menyedot madu melalui mulutnya, tetapi di pantatnya selalu ada sengat ~ Orang memuji lebih dahulu, akhirnya menyerang);

Ad astra per aspera (Menuju bintang – bintang dengan melalui kesengsaraan);

Ad augusta per angusta (Menuju tempat – tempat yang tinggi melalui jalan – jalan yang sempit);

Catatan: Ungkapan ini mengatakan bahwa tidak mudah untuk mencapai mimpi;

Ad captandum vultus (Untuk menarik massa);

Catatan: Ungkapan ini dipakai oleh para politisi untuk menarik perhatian massa dengan janji – janji yang menyenangkan.

Ad impossibilia nemo tenetur (Tak bisa seseorang diwajibkan melakukan yang tak mungkin);

Ad Maiorem Dei Gloriam (Demi kemuliaan Allah yang lebih besar);

Catatan: Sering disingkat menjadi AMDG. Ignatius dari Loyola (1491 – 1556) pendiri Ordo Serikat Yesus (SY) memakainya menjadi motto sekaligus tujuan hidup dan karya para Yesuit (anggota SY).

Ad perpetuam rei memoriam (Untuk kenangan abadi);

Adde parvum parvo, magnus acervus erit (Tambahlah sedikit demi sedikit, dan akan jadi timbunan yang banyak);

Catatan: Bisa dibandingkan dengan peribahasa “Sedikit demi sedikit lama – lama menjadi bukit”;

Addenta et corrigenda (Untuk ditambahkan dan dikoreksi);

Catatan: Dipakai dalam tambahan atau suplemen;

Adeo in teneris consuescere multum est (Bila selagi masih muda membiasakan dalam hal yang baik, hal itu akan bernilai tinggi);

Pengertian: Kebiasaan melakukan hal – hal yang baik akan menjadi watak yang baik;

Adhuc coelum volvitur (Langit masih berputar);

Catatan: Erasmus (Tokoh humanis Belanda, 1446 – 1536) mengatakan bahwa semua masih bisa terjadi lagi;

Adsum qui feci (Akulah yang melakukan);

Catatan: Dipakai untuk mengakui kesalahan;

Adulter est uxoris amator acrior (Mencintai isteri dengan terlalu bernafsu merupakan sebuah perzinahan);

Adversis moveri nefas (Jangan putus asa karena halangan);

Adverso flumine niti (Menentang arus);

Pengertian: Usaha yang tidak mungkin akan berhasil;

Adversum necessitatem ne dii quidem (Bahkan para dewa tidak berdaya melawan nasib);

Pengertian: Perumpaan yang menunujukkan bahwa nasib kehidupan tak bisa diubah;

Advocatus diaboli (Pembela iblis);

Catatan: Dalam Gereja Kristen Katolik, ada sebutan canonisasi artinya proses pemberian gelar menjadi santo atau santa selalu ada orang yang ditugasi menjadi Advocatus diaboli. Tugasnya adalah mencari segala hal yang negatif pada yang akan dinyatakan sebagai santo atau santa. Maksudnya untuk membantu mencari obyektivitas;

Aegroto dum anima est, spes est (Meskipun sakit, tetapi selama masih ada jiwa, harapan tetap masih ada);

Aequa lege necessitas sortitur insignes et imos (Kematian itu berlaku sama bagi orang kenamaan maupun orang yang paling hina);

Pengertian: Kematian tidak memandang derajat. Dihadapan kematian semua orang akan bernasib sama.

Aere perennius exegi monumentum (Tanda jasa lebih berharga daripada emas);

Aeternum servans sub pectore vulnus (Dalam dadanya mendekam luka kekal);

Pengertian: Luka bathin yang tak tersembuhkan.

Aeternum vale (Selamat berpisah untuk selamanya);

Aevo rarissima nostro simplicitas (Dalam hidup kita jarang ada kesederhanaan);

Affirmanti incumbit probatio (Yang mempertahankan, bertugas membuktikan);

Catatan: adigium dalam hukum;

Agas asellum (Mencoba memacu keledai);

Pengertian: Sulit untuk memicu mereka yang bodoh atau yang tidak punya niat;

Age quod agis (Jika engkau mengerjakan sesuatu, kerjakanlah itu dengan baik);

Agere volentem semper meditari decet (Sebelum bertindak, pertimbangkanlah lebih dahulu);

Agnum lupo eripio (Aku merebut seekor anak domba dari serigala);

Pengertian: Mengerjakan pekerjaan berat dan berbahaya;

Alea iacta set (Dadu sudah dibuang);

Catatan: Ungkapan yang berasal dari Julius Caesar yang pada tahun 49 SM menyeberangi Sungai Rubicon di Italia Utara untuk menyerbu Republik Romawi, katanya “Ayolah dadu dibuang”, artinya, berlawanan dengan hukum.

Agrapha dogmata (Pendirian – pendirian yang tidak tertulis);

Alta alatis patent (Terbuka tempat yang tinggi bagi yang memiliki sayap);

Alter ego est amicus (Sahabat adalah diri kita yang lain);

Catatan: Ungkapan Platon di Athena pada tahun 428 SM;

Altrera manu fert lapidem, panem ostentat altera (Tangan yang satu menggemgam batu, sedang tangan yang lain menunjukkan roti);

Catatan: Bandingkan dengan ungkapan “Racun di tangan kirimu, madu di tangan kananmu”. Ada yang baik dan ada yang buruk.

Alteri vivas opertet, si vis tibi vivere (Jika engkau mau hidup untuk dirimu, hendaknya engkau juga hidup untuk sesamamu);

Alterius non sit, qui potest esse sui (Jangan tergantung dari orang lain, kalau engkau bisa dari dirimu sendiri);

Alterum alterius auxilio eget (Seseorang memerlukan bantuan orang lain);

Altissima quaequi flumina minimo sono labi (Sungai tenang tanda dalam);

Ama Deum et serva mandata (Cintailah Allah dan taatilah perintah – perintahnya ~ Yosua 22 : 5)

Ama et fac quod vis! (Cintailah, lalu perbuat sesuka hatimu!);

Amans, ita ut fax, agitando ardescit  magis (Orang yang sedang mencintai itu bagaikan obor, ia makin bernyala karena bergerak);

Amara lento risu (Senyum yang lembut bisa mengalahkan kekasaran);

Amare et sapere vix deo conceditur (Jatuh cinta dan menjadi bijaksana hampir tidak pernah bersamaan, juga bagi seorang dewa);

Amens parentem, si aequus est; alter, feras (Cintailah ayahmu jika ia adil, bila tidak tanggunglah dia);

Amicus Platon, amicus Socrates sed magis amica veritas (Platon sahabatku, Socrates temanku, tetapi kebenaranlah yang menjadi sahabatku yang paling karib);

Catatan: Aristoteles yang lahir pada tahun 384 Sebelum Masehi di Stageira, suatu kota di Yunani Utara, mengatakan demikian itu, bahwa Kebenaran itu diatas segala – galanya.

Amici mores noveris non orderis (Kenalilah keanehan temanmu, tatapi jangan membencinya)~ Horatius, penyair Roma, 65 – 8 SM);

Amicum an nomen habeas, aperit calamitas (Bencana menunjukkan apakah engkau mempunyai teman sejati atau teman yang hanya nama);

Amicus certus in re incerta cernitur (sahabat sejati tampak ketika ada hal yang tidak pasti / sedang menghadapi masalah);

Catatan: Cicero mengatakan demikian itu. Sahabat sejati dkitentukan ketika harus menghadapi permasalahan. Teman yang sesungguhnya adalah teman yang hadir ketika dibutuhkan.

Amicus optima vitae possession (Seorang sahabat ialah kekayaan yang paling besar dalam kehidupan);

Amicus usque ad aras (Menjadi sahabat sampai mati);

Amor et melle et felle est fecundissimus (Cinta itu mengalirkan secara berimpah madu dan sekaligus empedu);

Amor intrat dilectio et appropinquat, ubi scientia foris est (Cinta masuk dan mendekat, ketika pengetahuan dikesampingkan);

Catatan: Pendapat Victor Hugo (1802 – 1885), penyair Perancis yang paling masyur pada abad ke – 19;

Amor ipse notitia est (Cinta itu sendiri adalah pengetahuan);

Catatan: Ungkapan ini berasal dari St. Gregorius Agung (540 – 604), seorang Paus dan Pujangga Gereja. Lahir dan meninggal di Roma. Ia menyebut dirinya “servus servorum Dei” (Abdi para abdi Tuhan). Julukan ini tidak pernah  ditinggalkan oleh para Paus hingga kini;

Amor mundum fecit (Cinta itu menciptakan dunia);

Amor oculus est et amore videre (Cinta adalah mata dan mencinta adalah melihat);

Catatan: Ungkapan ini berasal dari nistikus Richard dari St. Victor;

Amor omnia vincit (Cinta mengalahkan segalanya);

HURUF B

Barba non facit philosophum (Jenggot itu tidak membuat orang jadi filsuf);

Pengertian: Jenggot bukan tanda orang itu bijaksana. Pada zaman Yunani, pada umumnya, para filsuf berjenggot. Kata philosophia, asal kata filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Turunannya menjadi philosophos menjadi filsuf, pecinta kebijaksanaan;

Beatus, qui prodest, quibus potest (Berbahagialah orang yang membantu sesama sejauh ia dapat);

Bella matribus detestata (Perang yang dibenci oleh para ibu);

Bellum omnium contra omnes (Perang dari semua orang melawan semuanya = Perang dunia yang tanpa nalar);

Bellum pacis pater (Perang adalah bapak dari perdamaian);

Bellum se ipsum alet (Biarkan perang membiayai dirinya sendiri);

Bene Agere et laetari (Berbuat baik dan bersukacitalah);

Bene audire alterum patrimonium est (Mendengarkan dengan baik – baik adalah warisan yang kedua);

Bene diagnoscitur, bene curator (Segala sesuatu yang didiaknosa dengan baik memberi kesembuhan dengan baik);

Bene orasse est bene studuisse (Sudah berdoa dengan baik artinya sudah berusaha dengan baik);

Bene qui latuit bene vixit (Orang yang berada dalam keadaan yang baik adalah dia yang hidup baik);

Benedicamus Domino (Semoga kita diberkati Allah);

Catatan: Jawabannya: Deo Gratis (Syukur, terimakasih kepada Allah);

Beneficia non obtruduntur: beneficium invito non datur (Karya kebaikan tidak dapat dipaksakan, pelayanan paksaan tidak bernilai);

Benevolentia devincere homines et caritate (Mengalahkan manusia dengan budi baik dan kasih sayang);

Bis dat, qui cito dat (Orang yang memberi dengan cepat, memberi dua kali);

Pengertian: Memberikan pertolongan lebih cepat selalu lebih baik;

Bona diagnosis, bona curatio (Diagnosa yang baik, penyembuhan yang bagus);

Bona valetudo melior est quam maximae divitiae (Kesehatan yang baik lebih berharga daripada kekayaan yang paling besar);

Boni pastoris est tondere pecus, non deglubere (Gembala yang baik mencukuri domba – dombanya, ia tidak menguliti mereka);

Pengertian: Seorang penguasa berkewajiban mensejahterakan masyarakatnya, bukan menyengsarakan mereka;

Bonis quod bene fit, haud perit (Kebaikan yang dilakukan untuk hal – hal yang baik, tidak akan hilang);

Bonum commune (Kesejahteraan bersama, kesejahteraan umum);

Bonum magis carendo quam fruendo cernitur (Yang baik itu baru diketahui setelah hilang daripada ketika sedang dimiliki);

Bonum Populi Supreme lex (Kesejahteraan rakyat adalah hukum utama);

Bonum publicum (Kesjahteraan umum);

Bonum summum quo tendimus omnes (Kita semua menuju pada kebaikan mutlak);

Bonus animus in mala re dimidium est mali (Berbesar hati dalam penderitaan, membuat penderitaan itu terasa separuh lebih ringan);

Bonus dux bonum reddit militem (Komandan yang baik menghasilkan serdadu yang baik);

Bonus homo semper tiro (Orang yang baik itu sering mudah ditipu);

Bonus pastor animam suam dat pro ovibus suis (Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba – dombanya);

Catatan: Lengkapnya demikian, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang yang baik memberikan nyawanya bagi domba – dombanya (Yoh. 10:11);

Breve sit, quod turpiter audes (Semoga apa yang kau lakukan secara nista itu hanya sebentar);

Brevis esse laboro obscurus fio (Jika aku berusaha sedikit, maka aku menjadi orang yang tidak jelas);

Brevis ipsa vita est, sed malis fit longior (Hidup itu sendiri adalah pendek, tetapi kejahatan itu lebih panjang);

Brevis ira est ipsa memoria iracundiae (Ingatan akan kemarahan itu sendiri sesungguhnya adalah sebuah kemarahan pendek);

HURUF C

Caeca invidia (Iri hati itu buta);

Pengertian: Disebut buta karena iri hati sering menjadi awal sebuah kejahatan. Karena iri orang lalu bertindak nekad untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau bahkan membunuh sesama;

Calamitas virtutis occasio (Bencana adalah sebuah kesempatan untuk munculnya sebuah kebajikan);

Candida pax homines trux decet ira feras (Yang pantas bagi manusia adalah perdamaian yang tulus, sementara yang pantas untuk binatang buas adalah kegarangan yang buas);

Pengertian: Ungkapan ini dipakai untuk menggambarkan watak yang sepantasnya dimiliki oleh seorang manusia;

Candidatus (Berpakaian putih);

Pengertian: Pada jaman dahulu orang melamar pekerjaan dengan berpakaian putih. Para calon pegawai negeri juga berpakaian putih. Dari kerangka sosial ini, maka muncullah istilah kandidat atau calon;

Candor dat viribus alas (Kejujuran memberi sayap kepada kekuatan);

Pengertian: Kekuasaan menjadi lebih bernilai kalau disertai dengan kejujuran;

Canere surdo (Berteriak – teriak kepada orang tuli);

Pengertian: Pekerjaan yang sia – sia;

Canis timidus vehementius latrat quam mordet (Orang yang rendah diri sering omong besar dan sesungguhnya ia tidak mampu berbuat apa – apa);

Cantabit vacuus coram latrone viator (Yang berjalan tanpa membawa apa – apa dapat bernyai di depan peranpok);

Cara patria, carior libertas (Aku mencintai tanah air, tapi aku lebih mencintai kemerdekaan);

Pengertian: Cinta akan kemerdekaan membuat orang (sebuah bangsa) rela mengorbankan nyawa demi mencapai atau mempertahankan kemerdekaan bangsanya;

Cari Deo nihilio carent (Yang mencintai Tuhan tidak akan kekurangan apapun);

Caritas bene ordinata incipit a semetipse (Cinta kasih itu bermula dari diri sendiri dahulu);

Carmina morte carent (Nyanyian itu tidak mengenal kematian);

Carpe diem (Tangkaplah hari ini);

Carpent  tua poma nepotes (Keturunanmu akan memetik buah dari kamu);

Pengertian: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Biasanya untuk perbuatan – perbuatan yang kurang baik dari seorang anak, akan dihubungkan dengan orang tua atau keluarganya;

Casta ad virum matrona parendo  imperat (Seorang ibu rumah tangga yang murni, dengan menurut pada suaminya, sesungguhnya ia itu menguasainya);

Causa latest, vis est notissima (Sebab musababnya tersembunyi, pengaruhnya sangat jelas);

Cautus homo cavet, quodquod natura notavit (Orang yang bijak berhati – hati terhadap apa yang sudah ditandai oleh alam);

Cave ab homine unius libri (Awas pada orang yang hanya punya satu buku);

Cave quid dicis, quando, et cui (Hati – hati berbicara mengenai sesuatu, kapan saja dan kepada siapapun);

Cave ne cadas (Berhati – hatilah agar tidak jatuh);

Cave, Deus videt (Berhati – hatilah, Tuhan melihatnya);

Caveat emptor (Pembeli harap berhati – hati);

Pengertian: Kalau barang sudah dibeli, maka tanggung jawab mengenai barang tersebut beralih kepada pembeli;

Cedendum multitudini (Lebih baik menyingkir dari gerombolan orang banyak);

Cedo nulli (Aku tidak mau minggir menghadapi siapapun);

Catatan: Semboyan para prajurit jaman Hindia Belanda);

Certum est et inevitabile fatum (Nasib itu pasti dan tidak dapat dihindari);

Certum est quia impossibile (Ini sudah pasti karena tidak mungkin ada yang lain);

Cessante causa cessat effectus (Akibatnya akan berhenti jika penyebabnya berhenti);

Ceteris aeque ac sibi (Terhadap orang lain seperti terhadap dirinya sendiri);

Cibi condimentum est fames, potionis sitis (Lapar adalah lauk pauk untuk menikmati makanan, haus untuk menikmati minuman);

Cineri gloria sera venit (Kemuliaan datang terlambat, setelah menjadi abu)

Pengertian: Orang lebih sering mendapat pujian setelah ia meninggal;

Citius venit periculum cum contemnitur (Bahaya datang lebih cepat bila ia diabaikan);

Citius, Altius, Fortius (Lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat);

Catatan: Ungkapan ini merupakan motto olimpiade;

Cito maturum, cito putridum (Cepat matang, cepat pula membusuk);

Cito pede labitur aetas (Dengan langkah cepat, waktu lepas berlalu);

Clara pacta, boni amici (Perjanjian – perjanjian yang jelas, sahabat – sahabat yang baik);

Claude os, aperi oculos (Tutup mulutmu dan buka matamu);

Clavus clavo pallitur; consuetudo consuetudine vincitur (Sebuah paku disingkarkan oleh paku yang lain; kebiasaan yang satu dikokohkan oleh kebiasaan yang lain);

Clementia tecta rigore (Kelembutan dalam tutup kekerasan);

Pengertian: Tegas di luar, lembut di dalam. Hendak menegaskan bahwa prinsip hukum boleh tegas bahkan keras, tetapi lembut dalam penerapannya;

Clivo sudamus in imo (Kita sudah berkeringat ketika masih di bukit);

Pengertian: Sudah pada awal pekerjaan sudah mengalami kesukaran dan tidak tahu bagaimana mengatasinya;

Coelum stellatum supra me, lex moralis intra me (Langit berbintang – bintang diatasnya, hukum moral dalam hatinya);

Cogitationis  poenam nemo patitur (Tidak ada orang menderita hukuman karena gagasannya);

Cogito ergo sum (Aku bepikir, maka aku ada);

Catatan: Ungkapan ini berasal dari Rene Descartes, ahli matematika dan fisika Perancis (1596 – 1650);

Comiter, sed fortiter (Dengan sopan tetapi tegas);

Communis salus singuis constat (Keselamatan umum didasarkan pada keselamatan setiap orang);

Compesce mentem (Kuasailah nafsumu);

Componitur orbis regis ad exemplum (Dunia menunggu teladan pemimpinnya);

Concordia civium murus urbium (Kehidupan warganegara yang guyup – rukun adalah benteng kota);

Concordia parvae res crescunt, discordia maximae dilabuntur (Persatuan memperkuat yang kecil, pertikaian menceraiberaikan yang besar);

Conditio sine qua non (Syarat mutlak, yang tanpa itu sesuatu tidak akan ada);

Confide recta agens (Tetaplah percaya bila engkau melakukan sesuatu yang benar);

Conscia mens recti famae mendacia ridet (Siapa yang menyadari hati nuraninya, akan menertawakan kebohongan sebuah kemasyuran);

Conscientia rectae voluntatis maxima consolatio est rerum incommodarum (Kesadaran bahwa suara hatinya benar menjadi penghibur terbesar dikala kekacauan);

Conscius ipse sibi de se putat omnia dici (Yang menyadari kesalahannya mengira bahwa semua pembicaraan adalah mengenai dirinya);

Consensus facit legem (Kesesuaian pendapat itulah yang membentuk hukum);

Pengertian: Hukum terbentuk setelah ada kesesuaian pendapat;

Consilium custodiet te (Musyawarah membuat anda menjadi waspada);

Consilium feminale nimis carum aut nimis vile (Nasehat kaum perempuan itu bisa terlalu mahal atau terlalu murah);

Constantia et labore (Dengan ketekunan dan dengan kerja keras);

Consuetudinis magna vis est (Kebiasaan itu merupakan kekuatan yang besar);

Consuetudo concinnat amorem (Kebiasaan itu membuat cinta);

Pengertian: Cinta bisa terjadi karena terbiasa bertemu atau bersama;

Contemplatio in acgtione (Kontemplasi dalam aksi);

Catatan: Ungkapan ini merupakan bentuk doa yang muncul dari ordo Serikat Yesus;

Contra bones mores (Bertentangan dengan kebiasaan yang baik);

Contra potentes nemo est munitus satis (Berhadapan dengan penguasa, tidak ada seoranpun yang memiliki senjata yang cukup)

Pengertian: Tidak ada harapan bertikai dengan penguasa;

Contra principia negantem disputari non potest (Berhadapan dengan orang yang mengingkari prinsip – prinsip, tidak mungkin dapat berembug);

contra rationem (bertentangan dengan nalar);

Contra vim mortis non est medicamen in hortis (Tidak ada obat melawan kekuatan kematian);

Contra vim non valet ius (Hukum tidak sanggup melawan kekuasaan);

Contradictio in terminis (bertentangan di titik akhir);

Pengertian: Dalam kesimpulan sebuah pernyataan sudah terdapat pertentangan;

Conubia sunt fatalia (Perkawinan itu adalah nasib);

Cor ad cor  loquitur (Hati bicara kepada hati);

Catatan: Ungkapan yang berasal dari Kardinal Newman, teolog Inggris (1801 – 1890);

Cor sapientis quaerit doctrinam (Inti kebijaksanaan itu selalu mencari ajaran yang pokok);

Cor unum et anima una (Satu hati dan satu jiwa);

Corruptio legis (Pembusukan hukum);

Corruptio optimi pessima (Pembusukan dari orang yang tertinggi kedudukannya adalah yang paling jelek);

Catatan: Korupsi yang dilakukan oleh pejabat tertinggi merupakan yang terjelek;

Corruptissima  re publica plurimae leges (Kemerosotan yang lebih besar dari republik adalah lebih banyak aturan);

Cras credo, hodie nihil (Esok mungkin saya percaya, tetapi sekarang tidak sama sekali);

Creatio ex nihilio (Menciptakan sesuatu dari ketiadaan);

Crede nulli (Jangan percaya kepada siapapun);

Catatan: Ungkapan dari Erasmus ini mengingatkan seseorang untuk selalu waspada pada orang yang belum dikdenal.

Credere in Deum (Penyerahan diri kepada Tuhan);

HURUF D

Da spatium tenuemque moram, mala cuncta ministrant impetus (Berilah sedikit kebebasan dan waktu, tergesa – gesa hanya akan merusak segalanya);

Damnat quod non intelligunt (Mereka menghakimi yang mereka tidak ketahui);

Catatan: Ungkapan yang berasal dari Cicero;

Damnat quod non intellegunt (Mereka takut akan apa yang tidak mereka mengerti);

Dantur opes nulli nisi divitibus (Hanya yang berduit yang bisa mendapatkan tambahan uang);

Pengertian: Uang menghasilkan uang pula;

Dat census honores (Uang membuat martabat terhormat);

De gustibus non est disputandum (Tentang cita rasa tidak perlu diperdebatkan);

Pengertian: Setiap orang mempunyai cita rasanya sendiri – sendiri;

De male quaesitis non gaudet tertius haeres (Tentang hal – hal yang diperoleh secara tidak halal, pewaris ketiga tidak akan tenteram);

Pengertian: Akibat dari kejahatan yang dilakukan oleh generasi pertama dalam memperoleh harta secara tidak halal, akan ditanggung oleh generasi ketiga;

De Maria numquam statis (Tak pernah orang dapat mengatakan cukup tentang Maria);

De minimis non curat lex (Hukum tidak memperhatikan yang kecil – kecil);

De mortuis nil nisi bene (Bagi orang yang sudah meninggal hanya yang baik – baik saja dikatakan);

De nihilo nihil (Dari sesuatu yang kosong tidak akan dapat dihasilkan apa – apa);

De occultis non judicat ecclesia (Gereja tidak menghakimi yang tidak jelas);

De omni res sibilia, et quibusdam aliis (Kebanyakan orang mengira mengetahui segalanya, padahal mereka tidak tahu apa – apa);

Catatan: Ungkapan dari Voltaire (1694 – 1778), penulis Prancis yang paling berpengaruh pada abad 18. Prilaku semacam ini banyak terdapat dalam masyarakat;

Demur morti, nos nostraque (Kita pasti mati, itulah kita, dan itulah milik kita);

Debita ab erudito quoque libris reverentia (Kehormatan milik orang terpelajar berasal dari buku);

Pengertian: Orang hanya dapat disebut terpelajar karena buku yang sudah dibacanya atau yang sudah diterbitkannya;

Decet verecundum esse adolescentem (Semestinya yang muda, sopan);

Dediscit animus sero, quod didicit diu (Apa yang sudah lama dipelajari sulit untuk dilupakan);

Deducant te angeli in paradisum (Para malaikat mengantarmu ke firdaus);

Catatan: Ungkapan ini berasal dari salah satu lagu upacara kematian Katholik;

Degeneres animos timor arguit (Ketakutan itu menandakan semangat yang rendah);

Deligere oportet quem velis diligere (Hendaknya cermat memilih siapa yang mau dicintai);

Dente lupus, cornu taurus petit (Srigala menyerang dengan giginya, banteng dengan tanduknya);

Pengertian: Setiap orang dapat mempertahankan dirinya sendiri dengan kekuatannya sendiri;

Deo servire vera libertas (Mengabdi kepada Allah merupakan kemerdekaan yang sesungguhnya);

Catatan: Ungkapan dari Agustinus (354 – 430), teolog besar di Gereja Khatolik;

Desine fata deum flecti sperare precando (Biarkan harapan berlalu, dengan berdoa engkau dapat mengubah keputusan para dewa);

Pengertian: Doa mempunyai kekuatan yang luar biasa;

Detur gloria soli Deo (Berikanlah kemuliaan kepada Tuhan);

Deum agnoscis ex operibus ejus (Orang mengenal Tuhan dari karya-Nya);

Deus Caritas est (Allah adalah kasih);

Catatan: Judul Ensiklik Paus Benedictus XVI;

Deus dedit, abstulit (Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil);

Deus ex machina (Tuhan dari mesin);

Catatan: Ungkapan ini dipakai pada saat orang mengharapkan campur tangan dari Tuhan Allah guna menyelesaikan masalah yang tak mudah dipecahkan;

HURUF E

Eduobus malis minimum est eligendum (Dari dua hal yang buruk, harus dipilih keburukannya yang lebih kecil);

Efructu arbor  cognoscitur (Pohon dapat dikenal dari buahnya);

Epluribus unum (Dari keragaman menjadi satu);

Catatan: Motto Amerika Serikat (Hampir senada dengan Bhineka Tunggal Ika);

Ea fama vagatur (Desas desus menyebar);

Ecclesia non sitit sanguinem (Gereja tidak haus akan darah);

Ecclesia semper reformanda (Gereja senantiasa diperbaharui);

Ecclesia simul Iusta et peccator est (Gereja sekaligus benar dan pendosa);

Ede, bibe, Iude; post mortem nulla voluptas est (Makanlah, minumlah, bermainlah; sesudah mati tidak ada lagi keinginan apa – apa);

Catatan: Ungkapan ini adalah salah satu faham dari Epicurus, ahli filsafat Yunani (342 – 270 s.M). Baginya, satu – satunya sumber pengetahuan adalah mengerti, dan kebaikan tertinggi adalah nafsu kenikmatan.

Educatio puerorum reformatio mundi (Mendidik kaum muda adalah mereformasi dunia);

Effugit mortem quiquis contempserit, timidissum quemque consequitur (Kematian menjauhi orang yang mengabaikannya, tetapi justeru mengejar  orang yang menakutinya);

Egomet sum mihi imperator (Akulah yang menjadi pemimpin bagi diriku sendiri);

Elleborum hisce hominibus opsus est (Orang ini memerlukan obat sakit jiwa);

Emas non quod opus est, sed quod necesse est (Janganlah membeli apa yang hanya bisa dipakai, tetapi belilah yang memang bisa diperlukan);

Errare humkanum est, perseverare diabolicum (Berbuat adalah MANUSIAWI, mengulang kesalahan adalah dari SETAN);

Error non est imputabilis (Kesalahan bukanlah sesuatu yang tidak bisa dimaafkan);

Erubuit, salva res est (Mukanya menjadi merah, persoalan menjadi beres);

Pengertian: Selama masih ada rasa malu, itu baik. Biasanya sebagai pegangan atau etika bagi seseorang untuk tidak melakukan segala sesuatu sekehendak hati sendiri.

Esse est percipi (Menjadi ada harus dirasakan);

Pengertian: Setiap orang harus menyadari arti kehidupannya dalam dunia, bisa berguna bagi diri sendiri dan sesama;

Esse quam videri (Lebih baik nyata daripada tampaknya saja);

Est etiam placuisse sibi quotacumque voluptas (Ada nafsu di dalam diri, itu sebuah kenikmatan tersendiri);

Est nobis voluisse satis (Yang kami inginkan sudah cukup);

Est quadam prodire tenus, si non datur ultra (Jika tidak diberi kesempatan untuk maju lebih jauh, orang hanya dapat mencapai satu titik);

Esto quod es; quod sunt alii, sine quemlibet esse (Jadilah dirimu sendiri; biarkan orang lain menjadi diri mereka sendiri seperti apa yang mereka kehendaki);

Esto quod esse videris (Jadilah seperti apa yang tampak padamu);

Et decus et pretium recti (Keindahan dan nilai dari sebuah kejujuran);

Et ipsa scientia potestas est (Pengetahuan pada dirinya sendiri adalah kekuasaan);

Et loqui poena est et reticere tormentum (Bicara terasa sebagai hukuman, sementara berdiri terasa sebagai siksaan);

Et majora cupimus, quo majora venerunt (Makin banyak kita peroleh, makin banyak pula yang kita kehendaki);

Etiam inter vepres rosae nascuntur (Diantara belukar juga tumbuh bunga mawar);

Etiam si omnes ego non (Meskipun semua orang demikian, tetapi aku tidak);

Eventus docebit (Hasil akhirlah yang akan memberi pelajaran);

Eventus stultorum magister (Kejadian – kejadian adalah guru orang – orang bodoh);

Ex abundatia cordis os loquitur (Dari luapan hati, mulut berbicara);

Pengertian istilah hukum: Karena tidak tahan menahan diri (misalnya dalam sebuah interogasi), akhirnya orang bicara atau membuka rahasia;

Ex abusu non arguitur ad usum (Melalui penyalahgunaan tidak dapat ditunjukkan sesuatu yang berguna);

Pengertian istilah hukum: Bukti yang diperoleh melalui penyalahgunaan (misalnya, siksaan ketika diinterogasi) tidak dapat dipakai untuk menentukan sesuatu itu benar atau salah;

Ex aequo et bono (Dari yang sama dan yang baik);

Catatan: Ini istilah hukum, dimana seseorang dapat meminta kepada hakim sejumlah ganti rugi yang sesuai dengan keadilan;

Ex cavernam venisti et ad ibidem reverteris (Dari gua kamu telah datang, kesana pula kamu akan kembali);

Ex cultu robur (Kekuatan hasil sebuah usaha);

Ex iure de iure (Menyimpang dari hukum);

Ex nihilio nihil fit (Dari sesuatu yang kosong tidak akan ada hasil apa – apa);

HURUF H

Habeas corpus (Engkau harus memiliki badannya);

Catatan: Terjemahan lain adalah engkau harus dapat menunjukkan badannya. Dengan kata – kata ini, di hadapan Hakim, seorang tersangka dinyatakan sebagai pribadi. Ia hanya boleh diadili kalau dia itu secara fisik sungguh – sungguh ada dan dapat dihadirkan di depan pengadilan. Ketentuan ini ditetapkan untuk menghindarkan seorang tersangka dari penahanan yang tidak sah menurut hukum, serta tersangka memiliki hak untuk mengetahui alasan penahanannya.

Habeat  sibi (Ia memiliki dirinya sendiri);

Habemus confitentem reum (Kami memiliki tersangka yang sudah mengaku);

Habemus Papam (Kita sudah mempunyai seorang Paus);

Habet et musca splenem (Lalat juga mempunyai limpa);

Habuisse et nihil habere (Pernah sedemikian susah sehingga habis);

Hanc veniam petimusque damusque vicissim (Apabila kita menginginkan kebebasan bagi diri kita sendiri, maka sesungguhnya kita juga memberikan kebebasan kepada sesama kita);

Haud timet mortem qui vitam sperat (Yang berharap hidup tidak akan takut mati);

Haurietis acquas in gaudio (Air tidak akan ada habisnya jika kita timba dengan suka cita);

Hillarem datorem Deus diligit (Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita);

Historia est vitae magistra (Sejarah adalah guru kehidupan);

Hoc sustinete, majus ne verniat malum (Bertahanlah supaya yang lebih buruk tidak terjadi);

Hodie mihi, cras tibi (Hari ini aku, besok kamu);

Pengertian: Ungkapan ini dipakai untuk memperingatkan orang agar selalu berjaga – jaga terhadap kematian, yang datang tanpa terduga);

Hominem pagina nostra sapit (Tulisan kita memiliki rasa kemanusiaan kita);

Pengertian: Tulisan kita menunjukkan watak kemanusiaan kita;

Homines amplius oculis, quam auribus credunt (Manusia itu mempercayai sesuatu lebih dengan penglihatan daripada dengan pen dengarannya);

Pengertian: Manusia itu percaya kalau sudah melihatnya, tidak cukup hanya mendengar;

Homines dum docent, discunt (Manusia itu, ketika ia mengajar, maka ia belajar);

Pengertian: Dengan mengajar anda belajar dan menjadi lebih pintar;

Homines hominibus plurimum prosunt et obsunt (Manusialah yang dapat saling menguntungkan dan saling merugikan);

Homo economicus  (Manusia makhluk ekonomi);

Pengertian: Manusia yang menilai segala sesuatu dari sisi kepentingan ekonomis pribadinya. Konsep ini berasal dari Adam Smith, bapak ilmu ekonomi (1723 – 1790).

Homo homini lupus (Manusia merupakan srigala bagi sesamanya);

Homo homini socius (Manusia adalah sahabat bagi manusia lainnya);

Catatan: Nicolaus Driyarkara S.J. (1913 – 1967), ahli filsafat Indonesia, menggagas homo homini socius sebagai sifat kebersamaan sosial manusia.

Homo omnium horarum (Manusia dari segala waktu);

Homo proponit, sed Deus disponit (Manusia yang merencanakan, Tuhan yang menentukan);

Homo sui iuris (Manusia menilai dirinya sendiri);

Homo sum, humani nihil a me alienum puto (Saya seorang manusia, maka tak ada sesuatu yang manusiawi yang asing bagiku);

Homo unius libri (Orang dari satu buku);

Pengertian: Orang yang tidak memiliki pendapat lain, karena yang dibaca hanya satu buku;

Homunculi quanti sunt, quom recogito (Saat direnungkan secara mendalam, betapa kecilnya manusia itu);

Honesta mors turpi vita potior (Lebih baik mati terhormat daripada hidup nista);

Honesta quaedam scelera successus facit (Keberhasilan membuat beberapa kejahatan menjadi terhormat);

Pengertian: Cara yang buruk dan jahat sering dapat ditutupi oleh keberhasilan;

Honor est in honorante (Kehormatan itu hanya layak untuk dia yang dapat menghormati sesamanya);

Honor est praemium virtutis (Kehormatan itu anugerah kebajikan);

Honores mutant mores, sed raro in maliores (Kehormatan mengubah tingkah laku, tetapi jarang membuatnya menjadi makin baik);

Honos alit artes (Kehormatan itu menyuburkan kesenian);

Hora incerta, mors certa (Waktu tak pasti, kematian pasti);

Horrent admotas vulnera cruda manus (Jangan membuat masalah dengan orang yang hatinya baru terluka);

Hostis  est quisquis mihi non monstrat hostem (Musuh adalah orang yang tidak mau menunjukkan lawanku);

Hostis est uxor invita quae viro numptum datur (Seorang perempuan yang tanpa persetujuannya dinikahkan dengan seorang laki – laki, ia akan menjadi seorang musuh);

Humanas actiones non ridere, non Iugere, neque destari, sed Intelligere (Kehidupan manusia itu jangan ditertawakan, jangan diratapi, dan jangan dikutuk, tetapi hendaknya dimengerti);

Humana vita est alea, in qua vincere tam fortuitum quam necesse perdere (Hidup manusia itu seperti permainan dadu, dimana kemenangan menjadi sebuah kebetulan dan kekalahan menjadi sebuah keharusan);

Humanitas expleta et eloquens (Kemanusiaan yang penuh dan sanggup mengungkapkan diri);

Humanum amare est, humanum autem ignoscere est (Mencintai itu manusiawi, tetapi mengampuni itu juga manusiawi);

HURUF I

Ibis ad crucem (Engkau akan pergi ke salib);

Id facere laus est quod decet, non quod licet (Merupakan sebuah pujian apabila melakukan sesuatu yang harus dikerjakan dan bukan apa yang diingini);

Id fuit nenia iudo (Itu menjadi nyanyian kematian bagi permainan ini);

Pengertian: Semuanya sudah berakhir. Penyesalan selalu datang kemudian. Semua sudah terjadi.

Id genus omne (Itulah umat manusia);

Idem velle atque idem nolle ea demum firma amicitia est (Sungguh, tanda sebuah persahabatan yang erat adalah apabila keduanya menghendaki dan menolak hal yang sama);

Iesus Hominum Salvator  / I.H.S (Yesus Penyelamat umat manusia);

Catatan: Ungkapan ini disingkat menjadi I.H.S. Pada jaman Perang Salib (Abad XI) I.H.S. tertera pada perisai para prajurit yang pergi ke Yerusalem.

Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum / INRI (Yesus dari Nazareth Raja orang Yahudi);

Ignaris omnibus (Tanpa pengetahuan orang banyak);

Ignis aurum probat, miseria fortes viros (Api menguji emas, kesengsaraan menguji manusia yang kuat);

Ignorantia iuris nocet (Buta hukum merugikan);

Ignorantia juris (legis) excusat neminem (Ketidaktahuan hukum tidak berarti bahwa seseorang bebas dari hukum);

Ignoscito saepe alteri nunguam tibi (Seringlah mengampuni orang lain, dan jangan pernah mengampuni dirimu sendiri);

Ille quidem dignum virtutibus suis vitae terminum (Dia mengakhiri hidupnya dengan kehidupan yang pantas);

Illic stetimus et flevimus (Disanalah kita duduk sambil menangis);

Catatan: “Di tepi sungai – sungai Babel, disanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat sion (Mazmur 137 : 1);

Illud jucundum nil agere (Tidak mengerjakan apa – apa itu menyenangkan);

Ima permutat brevis hora summis (waktu yang singkat cukup untuk mengubah yang tertinggi menjadi yang terendah);

HURUF J

Jucundi acti labores (Menyenangkan apabila pekerjaan telah selesai);

Judicata res pro veritate accipitur (sesuatu yang pernah menjadi keputusan pengadilan, dianggap sebagai kebenaran);

Jus summum est saepe summa iniuria (Hukum yang mutlak sering menjadi ketidakadilan terbesar);

Jus summum saepe summa est malitia (Hukum mutlak sering menjadi kejahatan terbesar);

Justi quasi virena folium germinabunt (Yang bersifat adil akan subur bagai dedaunan menghijau);

Justi ut sidera fulgent (Yang adil akan bersinar bagaikan bintang);

Justitia est animi affectio suum cuique tribunes (Keadilan adalah sikap jiwa yang memberikan dirinya untuk siapa saja);

Justitia exaltat gentem (Keadilan meningkatkan derajat bangsa);

Justitia non novit patrem nec matrem; solam veritatem spectat (Keadilan tidak mengenal bapak atau ibu; dia hanya memandang kebenaran);

Juvat inconcessa voluptas (Kenikmatan yang terlarang itu menyenangkan);

Juvat ipse labor (Kerja itu sendiri sesuatu yang menyenangkan);

HURUF L

Labor est etiam ipse (Kerja sendiri merupakan sebuah kenikmatan);

Labor omnia vincit, improbus et duris urgens in rebus egestas (Kerja tekun dan keras untuk menekan kemiskinan mengalahkan semuanya);

Laborare est orare (Bekerja adalah berdoa);

Catatan: Ungkapan ini merupakan semboyan para rahib Benediktin, yang hidupnya lebih banyak dipakai untuk berdoa);

Lac vinum infantium, vinum lac senum (Air susu adalah anggur bagi kanak – kanak, anggur adalah susu bagi kakek – kakek);

Lacrima nihil citius arescit (Tidak ada yang lebih cepat mengering daripada airmata);

Laedere facile, mederi difficile (Menyakiti hati itu mudah, tetapi menyembuhkannya susah);

Laesa maiestas (Martabat yang dirusak);

Laetetur cor quaerentium Dominum (Bersuka citalah hati yang mencari Tuhan);

Laetum celebremus honorem (Marilah kita menyerahkan kehormatan yang menggembirakan ini);

Laetus sorte tua vives sapienter (Hendaknya engkau bergembira hidup dengan nasibmu secara bijaksana);

Lancea et clavius Domini (Tombak dan paku Tuhan);

Lapsus memoriae (Kekhilafan ingatan);

Latet anguis in herba (Ada ular bersembunyi di rerumputan);

Pengertian: Ada bahaya tersembunyi maka perlu waspada dan hati hati;

Laudant illa sed ista legunt (Orang memuji tulisan – tulisannya, yaitu dengan membaca karya – karyanya);

Laudere parum est, laudemur et ipsi (Memuji saja tidaklah cukup; kita sendiripun haruslah dipuji);

Laudate gloria in excelis Deo (Pujilah Tuhan Yang Maha Mulia);

Laus alit artes (Keharuman itulah yang menghidupi kesenian);

Pengertian: Kesenian itu hidup karena ada yang menonton;

Lege abitur instrumento criminis (Hukum diubah menjadi alat kejahatan);

Legem brevem esse oportet, quo facilius ab imperitis (Sebaiknya hukum itu pendek, supaya mereka yang bukan ahli hukum dapat mengerti dengan mudah);

Legem ferenda (Undang – undang yang harus dilaksanakan);

Leges bonae ex malis moribus procreantur (Hukum yang baik diciptakan oleh kelakukan yang baik);

Leges juraque serva (Tegakkan hukum dan aturan);

Lente sed attente (Lambat tetapi pasti);

Leve fit, quod bene fertur onus (Beban yang dipanggul dengan kerelaan hati akan menjadi ringan);

Levis sit tibi terra (Hendaknya engkau meninggal tanpa beban);

Lex credendi, lex orandi (Apa yang kita imani, itulah yang kita doakan);

Lex est, non poena, perire (Mati itu adalah sebuah hukum, bukan hukuman);

Lex non scripta (Hukum yang tidak tertulis);

Lex specialis derogat lex generalis (Hukum yang bersifat khusus mengenyampingkan hukum yang bersifat umum);

Lex superior derogat legi inferiori (Aturan yang lebih tinggi mengesampingkan aturan umum);

Lex talionis (Hukum pembalasan);

Libenter homines id quod volunt credunt (Manusia itu senang mempercayai apa yang mereka sukai);

Liberae sunt nostrae cogitations (Pikiran kita ini bebas);

Libertati viam facere (Membuat jalan untuk kemerdekaan);

Libertatis restitutae dulce auditu nomen (Memang manis nama kebebasan itu ketika ia dapat diraih kembali);

Libris satiari nequeo (Aku tidak pernah dapat dipuaskan oleh buku);

Librum ab abliquo furatus est (Dia mencuri tulisan dari seseorang / Dia itu plagiator);

Licet volare si in tergo aquilae volat (Seseorang dapat terbang jika ia inginkan, jika ia mengendarai di atas punggung seekor burung elang);

Limae labor et mora (Usaha dan ketekunan mengikir);

Catatan: Ungkapan ini dipakai untuk menggambarkan ketekunan seseorang dalam menyelesaikan sebuah karya sastra;

Lingua placabilis, lignum vitae (Bahasa manis adalah pokok kehidupan);

Linquenda tellus, et domus, et placens  uxor (Suatu saat kita harus meninggalkan dunia, rumah dan isteri tersayang);

Lis est cum forma magna pudicitiae (Ada perkara besar antara kecantikan dan kemurnian);

Pengertian: Ada jarak antara kecantikan dan kemurnian seseorang. Maksudnya kecantikan tidak selalu identik dengan kejujuran, keterbukaan;

Lis litem generat (Perkara yang satu melahirkan perkara berikutnya);

Lite pendente nihil innovetur (Selama sengketa masih menggantung / belum diputus, tidak boleh ada perubahan yang dibuat);

Loco Citato / loc.cit (ditempat yang dikutip);

Locus delicti (Tempat terjadinya kejahatan);

Longa est vita si plena est (Hidup itu akan terasa panjang apabila penuh dengan perbuatan yang bermakna);

Longum iter est per praecepta, breve et efficax per exempla (Jalannya jauh kalau dilaksanakan dengan perintah, tetapi ia menjadi dekat kalau diwujudkan dengan teladan);

Pengertian: Segala sesuatu akan lebih mudah diwujudkan melalui contoh daripada perintah;

Luctor et emergo (Saya berjuang dan bangkit);

Lupus in fibula (Serigala dalam cerita);

Pengertian: Orang yang sedang dibicarakan itu tiba – tiba muncul;

Lupus non curat numerum (Serigala itu tidak mempedulikan jumlahnya);

Pengertian: Ia tidak mempedulikan jumlah yang harus dilawannya;

HURUF M

Magister dixit (Guru telah mengatakannya);

Catatan: Biasanya berlaku dalam perguruan bela diri atau militer, apapun kata komandan dan guru, itulah yang dikerjakan atau dipatuhi;

Magistri sint insignes (Pak guru seharusnya cemerlang);

Magna civitas magna solitudo (Kota besar berarti kesepian yang amat sangat);

Magna est veritas et praevalebit (Kebenaran itu kuat, dan ia akan menang);

Magna est vis consuetudinis (Pengaruh sebuah kebiasaan itu kuat);

Magnum in parvo (Bernilai dalam hal – hal kecil);

Magnum vectigal parsimonia (Hemat merupakan sumber penting pemasukan)

Pengertian: Hemat pangkal kaya;

Major e longinquo reverentia (Dipandang dari jarak jauh, kehormatan itu nampak lebih besar;

Catatan: Ungkapan ini adalah nasehat untuk seorang pemimpin agar selalu menjaga jarak dengan bawahannya supaya kewibawaannya tetap terjaga;

Major sum, quam cui posit fortuna nocere (Aku menjadi terlalu besar dibandingkan dengan nasib yang akan merugikan);

Majori cede (Minggirlah terhadap yang lebih besar);

Mala herba cito crescit (Rumput liar tumbuh lebih cepat);

Pengertian: Kebiasaan atau perbuatan yang jahat biasanya cepat tersebar dan mudah dikenali umum;

Mala malus mala mala dat (Pohon apel yang jelek memberikan buah – buah yang jelek);

Mala sunt vicina bonis (Kejahatan itu berdekatan dengan kebaikan);

Pengertian: Batas antara kejahatan dan kebaikan itu sangat tipis;

Male enim nostro uire uti debemus (Janganlah kita salah menggunakan hukum kita);

Male facere qui vult, nunguam non causam invenit (Orang yang berniat membuat kejahatan, selalu menemukan alasan);

Male partum male disperit (Apa yang diperoleh dengan cara yang jahat, akan hancur menyengsarakan);

Pengertian: Harta curian selalu akan menyengsarakan.

Mali principii malus finis (Akhir yang jelek dari permulaan yang jelek);

Malum est consilium quod mutari non potest (Rencana yang jelek yang tidak dapat diubah – ubah lagi);

Malum nullum est sine aliquot bono (Tak ada kemalangan tanpa sesuatu yang baik);

Pengertian: Dalam keadaan yang buruk selalu ada makna yang baik;

Malum vas non frangitur (Barang yang tua mungkin malahan lebih kokoh);

Mandare litteris (Dibukukan);

Catatan: Berkaitan dengan adat dan tradisi yang diwariskan tunrun temurun secara tertulis.

Manet alta mente repositum (Tetap tertanam mendalam di kalbunya);

Catatan: Ungkapan ini untuk menggambarkan sebuah penghinaan yang tidak pernah dilupakan;

Manet post funera virtus (Sesudah pemakamannya, kebajikannya tetap ada);

Catatan: Ungkapan ini dipakai untuk menghormati kebaikan dan keutamaan dari orang – orang yang sudah meninggal;

Margaritas ne lacas ante porcos (Jangan melempar mutiara diantara babi – babi);

Catatan: Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak – injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu (Matius 7:6);

Mater artium necessitas (Keperluan / kebutuhan adalah ibu penemuan);

Mater semper certa, pater est quem nuptiae demonstrant (Hanya ibu yang pasti, sedangkan ayah adalah yang mengawini);

Mathesis scientiarum genetrix (Matematika adalah ibu dari ilmu pengetahuan);

Matre pulchra filia pulchrior (Dari seorang ibu yang cantik lahir seorang gadis yang lebih cantik);

Catatan: Ungkapan ini dipakai untuk menggambarkan betapa pentingnya pengaruh seorang ibu untuk pembentukan watak anak – anaknya. Seorang ibu yang baik pasti akan melahirkan anak – anak yang berbudi pekerti baik;

Maxima de nihilio nascitur historia (Kisah sejarah besar bisa muncul dari sesuatu yang bukan apa – apa);

Maxima debetur puero reverential  (Perhatian terbesar harus diberikan kepada anak);

Maximum telum necessitas (Keadaan terdesak adalah senjata paling ampuh);

HURUF N

Nam et ipsa scientia potestas (Sesungguhnya ilmu pengetahuan itu sendiri sebuah kekuasaan);

Nascentes morimur, finisque ab origine pendet (Kita yang dilahirkan ini akan mati, sementara akhir hidup kita itu sendiri tergantung dari awalnya);

Natale solum duice (Tanah kelahiranku yang menyenangkan);

Natura abhorret vacuum (Alam tidak menyukai kekosongan);

Natura artis magistra (Alam itu adalah guru kesenian);

Natura duce, errare numquam poteris (Dengan panduan alam engkau tidak akan pernah tersesat);

Pengertian: Jangan melawan alam;

Natura nil agit frustra (Alam tidak akan melakukan yang sia – sia);

Natura non facit saltum (Alam tidak membuat lompatan);

Natura non vincitur nisi parendo (Alam tidak akan dapat dikalahkan kecuali kalau kita dapat menyesuaikan diri dengannya);

Natura potentior arte (Alam itu lebih hebat daripada kesenian);

Natura sanat, medicus curat morbos (Alam itu menyembuhkan, sementara tabib yang mengurus orang sakit);

Naturae convenienter vive (Hiduplah sesuai dengan alam);

Naturalia non sunt turpia (Yang alami itu tidaklah hina);

Navita de ventis, de tauris narrat arrator (Pelaut bercerita mengenai badai laut, peladang berkisah tentang lembunya);

Pengertian: Setiap orang suka membicarakan lingkungannya sendiri.

Ne bis in idem (Tidak dua kali dalam hal yang sama);

Catatan: Ungkapan ini adalah istilah hukum, dimana perkara yang sama tidak boleh dua kali diadili.

Ne cede malis (Jangan kalah oleh hal – hal yang jelek);

Ne Jupiter quidem omnibus placet (Bahkan Jupiterpun tidak bisa menyenangkan semua orang);

Catatan: Jupiter adalah dewa tertinggi dalam mitologi Romawi. Ia adalah putera Saturnus dan Rhea.

Ned quid nimis (Jangan membiarkan sesuatu menjadi keterlaluan);

Net sit ancillae amor tibi pudori (Jangan malu untuk bisa mencintai seorang gadis);

Ne sutor supra crepidam (Janganlah tukang sepatu menilai sandal);

Pengertian: Yang tidak mengerti jangan bicara;

Ne te quaesiveris extra (Jangan mencari – cari yang diluar dirimu);

Necessitas ante rationem est (Keadaan darurat menyisihkan akal sehat);

Pengertian: Keadaan darurat dapat memunculkan tindakan yang tidak masuk akal:

Necessitas non habet legem (Keadaan darurat tidak mengenal hukum);

Pengertian: Dalam keadaan darurat, jangan menekankan birokrasi dan aturan. Keselamatan manusia harus lebih didahulukan;

Nemo ante mortem beatus (Tidak seorangpun bahagia sebelum ia mati);

Nemo dat quod non habet (Tidak seorangpun dapat memberi apa yang tidak dipunyainya);

Nemo iudex in causa sua (seseorang tak bisa menjadi hakim bagi masalahnya sendiri);

Nemo malus felix (Tidak ada orang jahat yang bahagia);

Nemo mortalium omnibus horis sapit (Tidak ada makhluk hidup yang sepanjang masa bijaksana);

Nemo sine vitio est (Tak ada orang tanpa kesalahan);

Nemo solus satis sapit (Tak ada orang sendirian cukup pandai);

HURUF P

Pacta sunt sevanda (Hendaknya kesepakatan itu dipatuhi);

Pallida mors aequo pulsat pede pauperum tabernas, regumque turres (Dengan langkah yang sama, kematian yang tanpa warna mengetuk gubuk si miskin maupun benteng sang raja);

Palma non sine pulvere (Tidak ada kemenangan tanpa jerih payah);

Par bene comparatum (Sepasang yang serasi);

Parcere subiectis et debellare superbos (Berbelas kasihan pada yang takluk dan menundukkan yang sombong);

Pareo, non servio (Aku patuh, tetapi aku bukan budak);

Parere cum didiceris imperare poteris (Waktu kamu belajar, menurutlah. Waktu kamu berkuasa, memerintahlah);

Pares paribus facillime congregantur (Mereka yang sederajat lebih mudah berkumpul dengan teman yang sepaham);

Pareunt et imputantur (Waktu berlalu, dan harus kita pertanggungjawabkan);

Pengertian: Setiap orang harus bertanggung jawab atas waktu dan hidupnya;

Parva saepe scintilla contempta magnum exitavit incendium (Sepercik bunga api yang diremehkan sering menyebabkan kebakaran besar);

Parvum non parvae amicitiae pignus (Sebuah bukti kecil dari persahabatan yang tidak kecil);

Parvum parva decent (Yang kecil itu pantas bagi mereka yang kecil);

Pastor fidus animarum fidelium (Gembala setia dari umat yang percaya);

Pater familias vir multis miseriis (Seorang bapak keluarga adalah orang yang mampu menghadapi berbagai macam penderitaan);

Patere et abstine (Menderita dan berpantang);

Patientia laesa fit furor (Penyalahgunaan kesabaran menimbulkan kemarahan);

Patientia vincit omnia (Kesabaran mengalahkan segalanya);

Patria cara, carior libertas (Aku cinta tanah air, tetapi aku lebih mencintai kemerdekaan);

Pauca, sed bona (Sedikit tetapi bai);

Pengertian: Lebih sedikit tetapi berkualitas daripada banyak tetapi tidak berkualitas;

Paucis verbis (Dengan sedikit kata – kata);

HURUF Q

Qua flumen placidum est, forsan latet altius unda (Dimana air mengalir, disitulah letak air yang terdalam);

Quae fuerant vitia, mores sunt (Yang dulu adalah kejahatan, kini telah menjadi kebajikan);

Quae nocent docent (Apa yang merugikan juga memberi pelajaran);

Pengertian: Orang menjadi lebih bijaksana karena mau belajar dari kesalahan;

Quaerenda pecunia primum; virtus post mummos (Pertama – tama uang harus dicari, kebajikan datang setelah uang);

HURUF S

Saepe stillum vertas (Seringlah membalik alat tulismu);

Pengertian: Seringlah memperbaiki kembali hasil kerjamu;

Saevis tranquillus in undis (Ketenangan di tengah ombak yang ganas);

Salus aegroti suprema lex (Keselamatan orang sakit adalah hukum yang paling jutama);

Salus populi suprema lex esto (Kesejahteraan rakyat hendaknya menjadi hukum tertinggi);

Salus ubi multa consilia (Orang akan selamat dimana banyak nasehat).

Sanatio in radice (Penyembuhan sampai ke akar – akarnya);

Catatan: Ungkapan dalam Hukum Gereja Katolik tentang pengesahan perkawinan.

Sapere ande (Beranilah menggunakan pengertian / pendapat sendiri);

Catatan: Lebih berkaitan dengan kedewasaan seseorang untuk mampu mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan itu;

Sapere aude (Beranilah untuk mencari tahu)

Pengertian: Pangkal ilmu pengetahuan adalah mencari tahu segala sesuatu, atau terus mempertanyakan sampai tak terjawab lagi;

Sapiens dominabitur astris (Seorang bijaksana akan diatur bintang gemintang);

Sapiens est qui prospicit (Orang bijaksana adalah orang yang melihat jauh kedepan);

Sapiens ipse fingit fortunam suam (Orang yang bijak menentukan nasibnya sendiri);

Sapiens nihil affirmat quod non probat (Seorang yang bijak tidak akan membenarkan sesuatu yang tidak dapat dibuktikan);

Sapientem locupletat ipsa natura (Alam sendirilah yang akan memperkaya orang yang bijak);

Sapientia est potential (Kebijaksanaan adalah daya kekuasaan);

Sat cito, si sat bene (Bakal cukup cepat, asalkan dikerjakan dengan baik);

Sat sibi virtus (Kebajikan itu sendiri sudah cukup);

Scelere velandum est scelus (Sebuah kejahatan tentu ditutupi dengan kejahatan lain);

Scientia non habet inimicum nisi ignorantem (Pengetahuan tidak mempunyai musuh kecuali kebebalan);

HURUF T

Tabula rasa (Papan yang diratakan);

Catatan: Papan tulis yang masih bersih. Ungkapan ini kemudian dipakai oleh filsuf Inggris John Locke (1632 – 1704), untuk menggambarkan pikiran manusia ketika ia baru lahir dan belum dipengaruhi berbagai pengetahuan dan pengalaman;

Tacent satis laudant (Mereka memujinya cukup dengan diam);

Tacitis senescimus annis, tempora labuntur (Waktu terus meluncur dan tanpa sadar kita menjadi tua);

Tacitum vivit sub pectore vulnus (Luka yang terpendam di dada tetap masih hidup);

Tam ego homo sum, quam tu (Aku ini manusia seperti engkau juga);

Tandem bona causa triumphat (Pada akhirnya yang baik akan berjaya);

Tandem fit surculus arbor (Suatu ketika cabang juga akan menjadi pohon);

Tanta potentia formae est (Begitu besarlah kekuatan sebuah keindahan);

Tarde venientibus ossa (Bagi mereka yang datang terlambat yang tersisa hanyalah tulang – tulang);

Writer and Copy Right:
Dr. Appe Hutauruk, SH., MH.
Lecturer, Advocate and Legal Consultant


Leave a Reply

News Feed